Entri Populer

Selasa, 15 Februari 2011

IDOLA MUSLIM



TAMPANG RASUL

Sudahkah kita benar-benar mengidolakan Beliau? Ingin masuk surga berarti wajib mengidolakan  Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan bukan artis atau orang non Islam.

1. JENGGOT BELIAU SANGAT BANYAK dan LEBAT.

Jabir bin Abu Samuroh radliyallohu ‘anhu  berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dulu telah muncul sedikit uban di bagian depan rambut kepala dan jenggotnya. Jika beliau meminyaki rambutnya , uban itu tidak tampak, tapi jika rambutnya kering  uban itu tampak. Dan beliau adalah seorang yang banyak rambut jenggotnya. (HR Muslim)

Ali radliyallohu ‘anhu berkata:  Dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah seorang yang besar jenggotnya. (HR Imam Ahmad, Muhaqqiq Musnad mengatakan: (hadits ini) hasan lighoirih).

Dalam Riwayat lain dengan redaksi: _ Dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang lebat jenggotnya. (HR Imam Ahmad, Muhaqqiq Musnad mengatakan:
Sanadnya hasan)

2. JENGGOT BELIAU DIJADIKAN TANDA BACAAN KETIKA SHOLAT

Abu ma’mar mengatakan : Aku bertanya kepada Khobbab Ibnul Arot radliyallahu ‘anhu : “Apa Rasulullah dulu membaca ketika shalat Dhuhur dan Asar?” Khobbab menjawab: “Ya”. Kami bertanya lagi: dengan apa kalian tahu bacaan beliau ?”. Khobbab menjawab: “Dengan pergerakan jenggotnya”. (HR Imam Bukhari)

3. BELIAU MENYELA_NYELA JENGGOTNYA KETIKA WUDLU

Utsman radliyallohu ‘anhu mengatakan: “Sungguh nabi shalalallahu ‘alaihi wa salam dulu menyela nyela jenggotnya (ketika wudlu). (HR Imam Ibnu Majah dan Imam Tirmidzi, ia mengatakan hadits ini hasan shahih.  Hadits ini juga dishahihkan oleh Syech Albani)  

Dari Anas radliyallahu ‘anhu: “Sungguh Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam ketika berwudlu, beliau mengambil air dengan telapaknya lalu memasukkannya ke wajahnya ke bawah lehernya dan menyela nyela jenggotnya dengan air itu. Beliau mengatakan : Beginlah Tuhanku menyuruhku. (Dishahihkan oleh Syech Albani karena syawahid-nya).


Dalil Wajibnya Memelihara Jenggot Yang Merupakan Perintah dan Bukan Sekedar Kabar
Segala puji bagi Alloh saja, shalawat dan salam tetap tercurahkan pada Nabi Muhammad Shallallohu ‘Alaihi Wa Sallam yang tidak ada Nabi lagi setelahnya.

Dari Nafi’ dan Ibnu Umar radliallahu ‘anhuma berkata: Telah bersabda Rasullullahu ‘alaihi wa Sallam: “ Bedakanlah kalian dengan orang-orang musyrik , yaitu banyakkanlah jenggotmu dan pangkaslah kumismu.”
Diriwayatkan juga oleh keduanya dari Abdullah bin Umar radliyallahu ‘anhuma: “Pangkaslah kumis kalian dan biarkan jenggot kalian tumbuh.” Dalam riwayat lain: “Cukurlah kumis kalian dan biarkan tumbuh jenggot kalian.”
(Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim)

Adapun perintah untuk menyelisihi orang-orang musyrik sebagaimana dijelaskan oleh hadits dari Abu Hurairah radliyalahu ‘anhuma : ”Sesungguhnya orang musyrik itu , mereka membiarkan kumis mereka tumbuh dan mencukur jenggot mereka. Maka bedakanlah dengan mereka yaitu biarkanlah jenggot kalian tumbuh dan cukurlah kumis kalian.”
(Diriwayatkan oleh Al Bazzar dengan sanad yang hasan ).

Dari Abu Hurairah juga diriwayatkan oleh Imam Muslim : “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Bedakanlah kalian dengan orang-orang Majusi, karena sesungguhnya mereka (orang-orang majusi) memendekkan jenggot dan memanjangkan kumisnya.”
Ibnu Hibban meriwayatkan dari Ibnu Umar radliyallahu ‘anhuma, dia berkata Rasulullah shalallahu ‘Alaihi wa Sallam telah menyebutkan tentang orang-orang majusi. Beliau bersabda: “sesungguhnya mereka memanjangkan kumis dan mencukur jengot maka bedakanlah kalian dengan mereka.”
Lalu beliau (Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam) menampakkan pemotongan kumisnya kepadaku (Ibnu Umar).

Dari Abi Hurairah Radliyallahu ‘Anhuma berkata : Telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: “Termasuk fitrah Islam memotong kumis dan membiarkan jenggot tumbuh. Sesungguhnya orang-orang Majusi membiarkan kumisnya dan mencukur jenggoynya. Maka bedakanlah dengan mereka yaitu pangkaslah kumis kalian dan biarkanlah tumbuh jenggot kalian.” 
(Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim)
Di dalam shahih Imam Muslim dari Ibnu Umar radliyallahu ‘Anhuma dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam beliau bersabda: “Kami diperintahkan untuk memangkas kumis dan membiarkan tumbuh jenggot.” 
(Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim)

Diriwayatkan pula oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah Radliyallahu ‘anhu bersabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam : “Potonglah kumis kalian dan panjangkanlah jenggot kalian.” 
(Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim)

Tingkatan-Tingkatan Sikap Qalbu

SALAFY**

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin dalam kitabnya
Qaulul Mufid 'ala al kitab At Tauhid 2/215-216 menjelaskan
tentang 4 tingkatan sikap orang dalam menghadapi musibah.

1. Murka dan berkeluh kesah. Hal ini terkadang ada
dalam hati, seperti murka kepada Allah dan marah
kepada takdir yang telah Allah tetapkan, perbuatan
ini bisa menjurus kepada kekufuran. Allah berfirman :
"Dan diantara manusia ada yang menyembah Allah dengan
berada ditepi (larangan), maka jika ia memperoleh
kebajikan tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika
ia ditimpa suatu bencana, berbaliklah ia kebelakang
(murtad/kafir). Rugilah ia di dunia dan di akhirat.
Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata."
(Al Hajj : 11)
Terkadang terucap dengan lisan seperti do'a celaka
dan yang semisalnya dan terkadang pula dengan tindakan
anggota badan seperti menampar pipi, menyobek saku,
menjambak rambut dan yang semisalnya (demo-demo).

2. Sabar dalam menghadapi musibah, yakni dia tahu bahwa
musibah-musibah yang menimpa dirinya sangat berat dan
dia tidak menyukainya namun berupaya menghadapinya
dan keimanannya melindungi dari keluh kesah.

3. Ridla. Tingkat ini lebih tinggi dari sabar, maksudnya
keadaan ini (ditimpa musibah atau tidak) sama saja
bagi dia.

4.Syukur. Ini adalah tingkatan tertinggi yakni dia
bersyukur kepada Allah atas musibah yang Ia timpakan
kepadanya. Sikap ini hanya ada pada hamba-hamba Allah
yang bersyukur. Kenapa dia bersyukur? Karena dia tahu
bahwa dengan musibah ini Allah akan menghapuskan
dosa-dosanya bahkan mungkin akan menambah amal
kebajikannya.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: " Tidak seorang mu'min pun yang kesedihan
gundah gulana dan (musibahh) melainkan dosanya akan
terampuni, sekalipun duri yang mengenainya."
(HR Bukhari dan Muslim)

Dalil Tafsir

SALAFI**

Ibnu Abass radliayallahu’anhu berkata: Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
“Siapa yang mengartikan ayat Al-Qur’an hanya dengan pendapatnya dan dengan dasar yang ia tidak mengetahuinya, maka hendaklah ia menempatkan dirinya dalam neraka.”
(Hadits Riwayat Imam Attirmidzi, An Nassa’i, dan Ibn Jarir).

Jundub radliayallahu’anhu berkata, Nabi Shallallahu’alaihi Wa sallam
“ Siapa yang mengartikan ayat Al-Quran semata-mata dengan
 pendapatnya, maka ia telah keliru/bersalah." (Hadits Riwayat Imam Ibn Jarir).


“Siapa yang berpendapat tentang ayat kitab Allah hanya semata-mata berdasarkan akal pikiran, lalu bertepatan benar maka itupun salah.”
(Hadits Gharib, riwayat Imam Attirmidzi, Abu Dawud, Annasa’i).


Tuntunan Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam kepada Muadz bin Jabal
Radliyallahu’anhu ketika mengutusnya ke Yaman.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ”Dengan apakah anda akan menghukum?” Muadz “Dengan Kitab Allah.”
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam , ”Jika anda tidak mendapatkannya?”

Muadz , “Dengan Sunnaturrasul Shallallahu’alaihi wa sallam.”
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam “Jika anda tidak mendapatkannya?” Muadz, ”Saya akan ijtihad sekuat pikiran saya.”


Maka Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam menepuk dadanya sambil berkata “Alhamdulillah (segala puji bagi Allah) yang telah memberi taufik kepada utusan
Rasulullah kepada apa yang memuaskan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam.”
(Hadits riwayat Ahlussunan dan Almusanad dengan sanad yang baik).

Hadits bersumber dari Kitab Tafsir Qur’an Ibnu Katsier.

Senin, 14 Februari 2011

Hadits Panjang Tentang Kematian

SALAFY aa1. Dalil Kematian Dan Alam Kubur


Dalam kitab karya Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah dengan judul Hadil Arwaah Ila Biladil Afraah (Tamasya Ke Surga) halaman 82~87 disebutkan dalam sebuah hadits yang panjang.

Imam Ahmad meriwayatkan dalam Musnad-nya, Ibnu Hibban dan Abu Uwanah Al -Asfarayini dalam Sahih-nya masing-masing hadits Minhal dari Zadan dari Mughirah bin Azib Radhiyallohu 'anhu yang berkata, "Kami pernah bersama Rasululloh Shallallohu 'alaihi wa Sallam mengantar jenazah. Beliau duduk di atas kuburan dan kami duduk disebelahnya. Sepertinya di atas kepala kami terdapat burung. Sambil menguburkan jenazah tersebut beliau berkatata, 'Aku berlindung diri kepada Alloh dari siksa kubur', hingga tiga kali. Kemudian bersabda, 'Sesungguhnya orang beriman, jika akan pindah ke alam akhirat dan meninggal dunia, maka para malaikat turun kepadanya. Wajah mereka seperti matahari dan setiap dari mereka membawa wewangian dari surga dan kain kafan. Mereka duduk didekat orang beriman sebatas pandangan kemudian malaikat pencabut nyawa duduk didekat kepalanya dan berkata, 'Wahai jiwa yang baik, keluarlah menuju ampunan dan keridhaan dari Alloh.'

Kata Rasululloh Shallallohu 'alaihi wa Sallam, 'Ruh orang beriman pun keluar dari dalam jasadnya seperti halnya air keluar dari mulut teko. Malaikat pencabut nyawa segera mengambilnya. Ketika ruh orang beriman telah berada dalam genggamannya, para malaikat yang lain tidak membiarkan ruh orang beriman berada di tangan malaikat pencabut nyawa sekejap mata sehingga kemudian mereka mengambil dari padanya dan menaruhnya di atas kafan surga dan di wewangian tersebut. Dari ruh orang beriman, keluarlah wewangian yang sangat harum yang pernah ada di bumi.'

Kata Rasululloh Shallallohu 'alaihi wa Sallam,'Kemudian para malaikat naik membawa ruh orang beriman dan setiap kali mereka melewati para malaikat, maka mereka bertanya, 'Ruh siapa yang harum ini?' Mereka menjawab, 'Ruh ini adalah ruh Fulan bin Fulan', sembari menyebutkan namanya yang paling baik di dunia hingga kemudian mereka berhenti di langit dunia. Mereka meminta dibukakan bagi ruh tersebut, kemudian dibukakan untuknya. Ruh tersebut disambut seluruh mahluk yang ada di langit dan mereka mendekatkan ruh tersebut kelangit berikutnya hingga mereka dengannya tiba dilangit yang ada Alloh Azza wa Jalla. Alloh Azza wa Jalla berkata, 'Tuliskan kitab hamba-Ku ini di Illiyyin dan kembalikan ia ke dunia. Sesungguhnya dari bumi Aku menciptakan mereka kemudian mengembalikan mereka dan mengeluarkan kembali untuk kedua kalinya.'

Kata Rasululloh Shallallohu 'alaihi wa Sallam lebih lanjut, 'Lalu ruh orang beriman dikembalikan ke dalam jasadnya semula. Tidak lama kemudian datanglah kepadanya dua malaikat yang kemudian duduk disebelahnya dan bertanya kepadanya, 'Siapa Tuhanmu?' Orang tersebut menjawab, 'Tuhanku adalah Alloh.'Kedua malaikat malaikat tersebut bertanya lagi, 'Apa agamamu?' Orang tersebut menjawab, 'Agamaku adalah Islam.'Kedua malaikat bertanya, 'Siapakah lelaki ini yang telah diutus kepada kalian?' Orang tersebut menjawab, 'Dia adalah Rasululloh Shallallohu 'alaihi wa Sallam.'Kedua malaikat bertanya lagi, 'Apa saja yang engkau ketahui?' Orang tersebut menjawab, 'Saya membaca Al-Qur'an kemudian beriman kepadanya dan membenarkannya.'

Kata Rasululloh Shallallohu 'alaihi wa Sallam, 'Lalu terdengar penyeru dari langit menyeru, 'Hamba-Ku ini benar. Hamparkan untuknya surga dan berilah pakaian dari surga serta bukalah satu pintu surga baginya.'Kata Rasululloh Shallallohu 'alaihi wa Sallam lagi, 'Lalu didatangkan kepadanya aroma surga dan kuburnya diperluas sepanjang penglihatannya.'

Kata Rasululloh Shallallohu 'alaihi wa Sallam, 'Lantas datang kepada orang beriman lelaki tampan, pakaiannya bagus dan beraroma harum dan berkata, 'Saya kabarkan kepadamu berita yang menyenangkanmu bahwa hari ini adalah hari yang pernah dijanjikan kepadamu.' Orang beriman bertanya, 'Siapakah kamu, wajahmu benar-benar mendatangkan kebaikan?' Lelaki tersebut mejawab, 'Saya adalah amal perbuatanmu yang baik. 'Orang beriman berkata, 'Tuhanku, segerakan Hari Kiamat! Segerakan Hari Kiamat agar aku bisa bertemu dengan keluargaku dan hartaku.'


Kata Rasululloh Shallallohu 'alaihi wa Sallam lebih lanjut, 'Dan sesungguhnya orang kafir, jika akan meninggal dan menuju akhirat, maka para malaikat turun kepadanya dari langit dengan wajah yang hitam dan membawa kain kafan yang kasar lalu duduk didekatnya sebatas pandangan. Malaikat pencabut nyawa datang kepadanya dan duduk didekat kepalanya lantas berkata, 'Wahai ruh yang kotor, keluarlah menuju kemurkaan dan kemarahan dari Alloh!' Lalu ruhnya terpisah dari jasadnya dan malaikat mencabutnya seperti besi pembakar dicabut dari wol yang basah.'Kemudian malaikat pencabut nyawa mengambilnya dan kalau sudah ia ambil, maka para malaikat yang lain tidak membiarkan ruh tersebut di tangannya sekejap mata hingga kemudian mereka meletekkannya di kain kasar tadi. Daripadanya keluar bau busuk yang pernah ada di dunia.

Para malaikat membawanya naik dan setiap kali mereka melewati malaikat mereka bertanya, 'Ruh yang bau busuk ini milik siapa?' Para malaikat menjawab, 'Ini adalah ruh Fulan bin Fulan', sembari menyebutkan namanya yang paling jelek di dunia. Para malaikat meminta kepada malaikat penjaga pintu langit agar pintu langit dibuka untuk ruh yang kafir ini. Namun malaikat penjaga langit tidak mau membuka pintu langit bagi ruh orang kafir tersebuut. Kemudian Rasululloh Shallallohu 'alaihi wa Sallam mebaca ayat, 'Sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mererka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum.'(QS Al-A'raf: 40) Alloh azza wa Jalla berfirman, 'Tulislah kitabnya di Sijjin di bumi dan ruhnya dicampakkan begitu saja.'

Lalu Rasululloh Shallallohu 'alaihi wa Sallam membaca ayat, 'Barang siapa mempersekutukan sesuatu denga Alloh, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh.'(QS Al-Hajj: 31) Kemudian ruhnya dikembalikan ke jasadnya dan tidak lama setelah itu datang dua malaikat kepadanya dan bertanya, 'Siapa Tuhanmu?' Orang kafir menjawab, 'Ha...ha..., aku tidak tahu!' Dan malaikat bertanya lagi, 'Siapa orang ini yang diutus kepadamu?' Orang kafir menjawab, 'Ha...ha.., aku tidak tahu!' Penyeru dari langit menyeru, 'Hambaku ini bohong, maka hamparkan baginya hamparan dari neraka dan bukakan baginya salah satu pintu neraka!' Lalu hawa panas dan racunnya datang kepadanya. Kuburnya mendesaknya hingga tulang nya berserakan. Setelah itu, datanglah kepadanya lelaki dengan wajah yang jelek, pakaiannya jelek dan berbau busuk lalu berkata, 'Saya membawa kabar yang tidak mengenakanmu. Inilah hari yang dahulu dijanjikan kepadamu!' Orang kafir bertanya, 'Siapakah Anda? Wajahmu benar-benar membawa kejelekan!' Lelaki tersebut menjawab, 'Saya adalah amal perbuatanmu yang buruk.' Orang kafir berkata, 'Tuhanku jangan adakan Hari Kiamat!" (Diriwayatkan Imam Abu Daud).

SALAFY (Pengantar)

Salafy adalah sebutan untuk umat Islam Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang mengikuti ajaran Rasulullah Sallallahu 'alaihi wa sallam dengan pemahaman para Sahabat Radhiyallohu 'anhu (salaf). Atau sering disebut Islam sunni.

Standard cara memahami Al Quran dan Al Hadits diharuskan mengikuti pemahaman para sahabat-sahabat terbaik dari Rasulullohu Shallallohu 'alaihi wa Sallam karena mereka (para sahabat) inilah umat yang melihat dan mendengar langsung berbagai hal tentang ajaran beliau dan bagaimana cara beliau mengamalkan syariat Islam. Para sahabat Rodhiyallohu 'anhu melihat langsung' ini adalah suatu keadaan/kondisi dan posisi waktu yang tidak di miliki oleh umat Islam generasi setelahnya termasuk generasi kita sekarang ini (generasi modern kata orang-orang sekarang).

Alasan lain kenapa kita harus mengikuti pendapat para sahabat Radhiyallohu 'anhu adalah karena Baginda Rasulullohu Shallallohu 'alaihi wa Sallam telah menyampaikan bahwa Alloh Subhanahu wata'ala telah Ridlo dengan amalan-amalan mereka (para sahabat/salafus sholeh). Oleh karena itulah gelar mereka adalah Rodhiyallohu 'anhu/ha, yang secara otomatis mereka ini pasti masuk surga. Karena ini pulalah para sahabat Rasulullohu Shallallohu 'alaihi wa Sallam ini merupakan hamba Alloh yang bukan Nabi dan Rosul tetapi dijadikan oleh Alloh sebagai hamba terbaik setelah tidak diutusnya Nabi dan Rasul. Dan generasi setelahnya tidak ada yang dijamin masuk surga apalagi generasi kita sekarang (yang modern) ini.

Perlu diketahui bahwa Ajaran Islam yang mulia ini dibawa oleh mata rantai manusia-manusia terpercaya yang terbebas dari sifat-sifat suka berdusta, cerdas dari zaman ke zaman sampai kepada generasi sekarang ini. Inilah salah satu ciri betapa ajaran Islam ini sangat ilmiah dari segi metodologi keilmuan. Jadi memahami ajaran Islam melalui pemahaman para sahabat Radhiyallohu 'anhu ini merupakan prinsip pokok dalam Islam dan bukan suatu aliran Islam (sekte).

Jika ada orang bertanya, melalui apakah ajaran Islam ini sampai kepada kita? Tentu jawabannya adalah melalui ....(seperti uraian diatas tetunya) .
Jadi ajaran Islam ini sampai kepada kita tidak melalui mimpi yang kita alami, firman Alloh langsung kepada kita (itu sangatlah tidak mungkin), dan tidak pula bawaan sejak lahir. Inilah mengapa para sahabat radliyallohu 'anhu wajib kita libatkan dalam berislam atau memahami Islam.
Hal ini perlui disampaikan karena sangat seringnya terlihat di banyak tempat di Indonesia, para da’i Islam sering melupakan Rasulullohu Shallallohu 'alaihi wa sallam , para sahabat radliyallohu 'anhu, para ulama besar kita, dan malah mengutamakan pendapat dari buah pikirannya sendiri.

Jadi mirip dengan para pendeta, yang kitab-kitab (injil)nya memang tidak memiliki mata rantai periwayatan.

Di tempat pendidikan umum di dunia termasuk perguruan tinggi di Indonesia jika seseorang yang mendapatkan tugas dari seorang dosennya untuk mengadakan sebuah riset / penelitian ilmiah, maka jika ternyata dalam laporan hasil penelitian tersebut menggunakan rujukan buku maka harus disampaikan sumbernya yaitu judul buku dan pengarangnya. Ini prinsip ilmiah secara umum dan sudah mendunia. Dan ajaran Islam dalam menggunakan prinsip tersebut sudah merupakan keharusan karena melibatkan banyak manusia yang harus memenuhi persyaratan ilmiah (Islami) diantara persyaratannya adalah memiliki sifat jujur, tekenal terpercaya, ahli ibadah dan sebagainya dari generasi ke generasi.

Jadi Siapa saja menginginkan kenikmatan nyata yang abadi (di surga) dan takut azab neraka maka kita para manusia harus mencari ilmu Islam dengan tata cara seperti tersebut diatas.

* PENTING!!
Ilmu Islam adalah ilmu yang sangat tinggi kedudukannya dibabdingkan ilmu dunia semuanya. Kenapa?
Alasan pertama yaitu surga itu sangat mahal harganya atau bukan barang murahan, dan surga adalah kekayaan dan keindahan abadi. Dunia adalah alat untuk sampai ke surga dan bukan tujuan hidup.


WAKTU YANG PENDEK

Kehidupan manusia per individu ini benar-benar sangatlah singkat masa/waktunya, jadi janganlah menggunakan waktu di kehidupan ini dengan prinsip-prinsip yang tidak hak dan hanya basa basi.

Demikianlah kiranya sedikit penjelasan ini yang merupakan pengantar dalam mempelajari ILMU ISLAM yang paling tinggi kedudukannya ini, semoga bermanfaat bagi kita semua.